Senin, 27 September 2010

Manfaat Musik Untuk Terapi

Pernahkah Anda mengamati musik yang diputar ketika Anda sedang dipijat atau sedang melakukan terapi aroma? Ternyata musik yang diputar itu tidak sekadar pemanis. Musik itu berperan sama baiknya dengan pijatan dan terapi aroma.Sebuah studi yang dilakukan di AS menunjukkan hal tersebut. Para responden dalam penelitian yang menderita kecemasan diminta memilih pijat, termoterapi, atau mendengarkan musik yang menenangkan. Tiga bulan kemudian mereka mengalami perubahan. Tingkat stres para responden berkurang. Namun, emereka yang dipijat, tidak lagi rileks ketimbang kelompok yang mendengarkan musik.Hal itu membuktikan betapa musik bisa memberi manfaat tambahan untuk kesehatan Anda, Seperti:

  • Tidur lebih nyenyakMendengarkan musik menenangkan sebelum tidur disebut para ahli dari Taiwan akan memicu terjadinya berbagai perubahan pada tubuh, misalnya denyut jantung dan pernapasan menurun, membuat tubuh cepat mengantuk. Para ahli juga menyebutkan, musik tenang ini akan membuat tidur lebih baik dan lebih lama.- Sehatkan jantungMendengarkan musik yang Anda sukai juga dapat menyehatkan jantung. Peneliti dari University of Maryland Medical Center, seperti dikutip Good Health, menyebutkan bahwa mendengarkan musik favorit akan melebarkan pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah.- Redakan nyeriMendengarkan musik menenangkan selama satu jam setiap hari selama seminggu, menurut peneliti AS, dapat mengurangi kadar nyeri sebanyak 21 persen. Selain itu suasana hati mereka juga membaik. Jadi, tunggu apalagi? Mulailah mendengarkan musik kegemaran Anda.Musik sudah lama menjadi bagian dari kehidupan manusia yang mampu membuat seseorang terhibur, terlena, atau mengenang kembali.
  • Musik juga bisa menjadi terapi. Terapi musik sudah lama dipakai untuk membantu daya ingat pasien Alzheimer dan mengembangkan kemampuan komunikasi anak-anak autis. Kini para peneliti dari University of Alabama, Amerika Serikat, mengembangkan terapi musik menggunakan gitar dan lagu untuk "mengantar" pasien yang sedang sekarat menjemput ajalnya. Terapi musik ialah penggunaan bunyi dan musik dalam memunculkan hubungan antara individu dan terapis untuk mendukung dan menguatkan secara fisik, mental, sosial, dan emosi. Penggunaan bunyi dan musik dapat berbagai cara, misalnya bermain musik bersama dengan improvisasi bebas.Menurut Sarah Pitts, salah seorang peneliti di bidang terapi musik, seringkali keluarga dari pasien yang sedang sekarat berkumpul di sekitar pasien dan minta dinyanyikan lagu himne yang menentramkan hati, seperti Amazing Grace. Ada pula pasien yang ingin dinyanyikan lagu rock klasik seperti lagu-lagu Beatles yang mampu memunculkan memori bahagia. Sarah Pitts pertama kali main musik untuk seorang nenek yang hampir meninggal.
  • Ia menambahkan, ada target yang lebih besar dari terapi musik. Misalnya saja untuk menghilangkan rasa sakit atau membantu pasien menyampaikan keinginannya pada keluarga. Bagi sebagian orang, kata-kata tak memungkinkan untuk berkomunikasi. Misalnya saja pasien yang sedang sekarat tidak dapat berbicara, atau pasien gangguan mental yang memang memilih tidak berbicara. Terapi musik bisa disesuaikan dengan kebutuhan individu. Metode terapi musik pertama kali ditemukan di Amerika tahun 1950-an. Pada tahun 1970-an, Mary Priestly mengembangkan analytical music therapy ketika bekerja sebagai terapis musik d sebuah rumah sakit jiwa. Di tahun 2007 sebuah studi membuktikan bahwa terapi musik secara dramatis mampu meningkatkan kondisi fisik dan mental pasien paliatif (yang sedang menghadapi kematiannya).musik sepertinya memang sederhana tapi bermanfaat besar untuk anggota keluarga dan pasien dalam menghadapi kematian, trauma, atau rasa takut sebelum dioperasi," kata Pitts.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar